Artikel ini diterbitkan oleh www.haibunda.com

Menjelang hari-hari terakhirnya di dunia, beberapa orang meminta sesuatu ke keluarga yang mungkin jadi permintaan terakhirnya. Permintaannya ada yang sederhana, seperti digendong, dibelikan makanan favoritnya atau mungkin ingin sekadar dibacakan doa.

Ini pula yang dialami seorang bocah bernama Rangga Duta Pamungkas. Pada bulan April 2011 silam, sebelum kepergiannya, bocah 3 tahun ini memiliki permintaan terakhir yakni mendengarkan lagu ‘Bunda’ karangan Melly Goeslaw.

“Waktu kanker Rangga sudah sampai tahap lanjut, Rangga sering sekali minta pulang ke kampungnya di Solo. Sampai di Solo, dia malah minta pulang lagi ke rumahnya. Saya langsung membatin, ini udah ‘pertanda’. Kembali ke Jakarta, Rangga minta didengarkan lagu ‘Bunda’, saya juga nggak tahu kenapa dia suka lagu itu. Padahal saya jarang mendengarkan lagu itu,” papar ibunda Rangga, Yuni Dwi Lestari, saat ngobrol dengan HaiBunda.

Yuni bercerita, waktu Rangga mulai hilang kesadarannya, ia meminta penyanyi asli lagu ‘Bunda’ datang menyanyi untuknya. Yuni akhirnya menghubungi beberapa komunitas yang aktif di rumah sakit. Secara kebetulan, ada yang menyanggupi untuk mendatangkan langsung Melly Goeslaw ke rumahnya.

“Tadinya ingin mendatangkan Melly di hari ulang tahun Rangga, cuma takut nggak kesampaian. Akhirnya, hari itu tanggal 20 April 2011, malam hari dan hujan. Rangga sudah dalam keadaan kritis di tempat tidur. Di perjalanan, Melly bernyanyi untuk Rangga lewat telepon. Sampai di rumah pun, Melly juga nyanyi di sebelah Rangga. Seketika ia tersadar, tapi nggak membuka matanya. Tangan kanannya dipegang Melly, dan kirinya erat sekali memegang saya. Air matanya terus mengalir,” tutur Yuni.

Esok harinya, Yuni bilang, tatapan Rangga kosong melihat ke depan. Ia sudah yakin, malaikat sudah siap menjemputnya. Detik itu juga, Yuni memanggil para suster untuk mengantar kepergian sang buah hati. Hari itu, tanggal 21 April 2011, Rangga meninggalkan dunia untuk selamanya.

“Rangga itu anaknya nggak pernah mengeluh sakit ketika pertama kali didiagnosis dokter kalau dia sakit kanker. Ketika orang menghampiri dan menanyakannya, ia menjawabnya dengan ringan kalau ia sakit kanker,” ungkap Yuni.

Kilas balik mengenai apa yang dialami Rangga, anak itu terkena kanker langka, Bun, Rhabdomyosarcoma yang menyerang otot lurik. Pertama kali, ditemukan benjolan seperti digigit nyamuk di dekat duburnya oleh sang bunda.

“Awalnya, umur satu tahun, saya temukan benjolan seperti digigit nyamuk. Saya kasih minyak tawon aja, lama kelamaan kok memanjang, seperti ‘ulat’. Kemudian saya bawa ke tiga rumah sakit, lalu alhamdulillah operasi pertama berhasil dan dinyatakan tumor jinak. Setelah operasi, ternyata bukannya sembuh. Benjolannya semakin membesar, tapi Rangga nggak ngeluh sakit. Ia hanya demam saja,” ujar Yuni.

Benjolannya ditemukan sang bunda lagi ketika memandikan Rangga. Ia kaget karena benjolannya sudah besar sekali, Bun. Rangga yang masih terlihat baik-baik saja langsung dibawa ke rumah sakit. Dan waktu itu, Rangga dinyatakan terkena kanker Rhabdomyosarcoma stadium II.

“Saat mau dikemoterapi, Rangga harus dirawat inap. Namun, nggak ada kamar yang kosong. Akhirnya pindah ke rumah sakit kanker Dharmais. Sampai akhir tahun 2010, Rangga dinyatakan pihak rumah sakit kalau penyakitnya udah sangat sulit untuk diobati. Kemungkinan sembuhnya sangat kecil. Dari situlah saya mulai merawat secara paliatif di rumah,”kata Yuni.

Yuni bersama Yayasan Rumah Rachel merawat Rangga hingga hari terakhirnya. Rangga adalah anak yang lucu, Bun. Menurut pengakuan suster yang merawatnya, Suster Susi, Rangga sangat senang bercanda.

“Rangga adalah anak yang lucu, waktu saya datang memeriksa keadaannya, saya turun dari motor dia malah naik motor. Ia juga kalau memang merasa sakit ya bilang sakit, tapi nggak terus-menerus mengeluh,” kata Susi kepada HaiBunda.

Si kecil Rangga kini udah nggak merasakan sakitnya lagi. Sekarang, kamu sudah tenang ‘di sana’ ya, Nak.

 

Mau kah Kamu bantu kami mendukung anak-anak yang hidup dengan penyakit serius, serta keluarga mereka, agar mereka bisa hidup terbebas nyeri dan dengan bahagia? Klik di sini untuk berdonasi.

0 Comments

Leave your comment