Coba pikir kembali saat kamu berusia 18 tahun, apa yang menjadi hadiah ulang tahun impianmu?
Bagi Fandi*, yang minggu lalu berulang tahun ke-18, yang di inginkan hanyalah agar dia dapat berbagi makanan dengan tetangga-tetangganya. Tidak perlu ada kue atau hadiah lainnya.
Fandi adalah anak yang aktif, dan kerap mengaku sebagai anak yang “nakal”, sampai ia didiagnosis dengan Rhabdomyosarcoma – bentuk kanker yang agresif dan sangat ganas pada usia 12 tahun. Dengan berbagai operasi dan juga siklus kemoterapi yang dijalani, rumah sakitpun menjadi tempat bermainnya. Dan kemudian, dunianya menjadi semakin sempit dan rasa kesepian menjadi suatu hal yang normal untuknya.
Karena luka yang dimilikinya ada dibagian sakrum, membuat mobilitas Fandi menjadi lebih terbatas dan dia hanya bisa berbaring di tempat tidur. Kedua orang tuanya bekerja penuh waktu, dan saudaranya masih duduk di bangku sekolah. Pada siang hari, yang menjaga Fandi adalah tetangganya yang penuh perhatiaan. Mereka mampir untuk memastikan Fandi baik-baik saja dan menemaninya jika dia kesepian.
Jadi bukan hal yang mengejutkan ketika dia mengatakan pada Perawat Dadan, bahwa pada hari ulang tahunnya, dia berharap dapat membagikan makanan kepada tetangga-tetangganya yang penuh perhatiaan.
Ketika Dadan menceritakan ini kepada rekannya di Yayasan Rumah Rachel, Hapsari –Manajer HRD Yayasan Rumah Rachel – kebetulan berada di ruangan yang sama. “Saya tidak bisa berhenti memikirkan tentang harapan Fandi yang sangat indah dan murah hati. Bukan untuk dirinya di ulang tahun yang ke 18! Yang dia inginkan hanya untuk menunjukan rasa terima kasihnya kepada tetangga-tetangganya.”
Hapi (Panggilan Hapsari) memutuskan untuk perayaan sederhana untuk anak laki-laki yang kisahnya telah menyentuh hatinya. Dia mengumpulkan bantuan dari keluarganya untuk menyiapkan “nasi kotak” untuk teman-teman spesial Fandi dan juga tetangganya. Makanan kotak ini kemudian dikemas menyerupai kotak makanan yang biasanya digunakan oleh restoran.
Mengapa “nasi kotak”?
Rupanya, Fandi memiliki mimpi rahasia untuk menjadi pemilik restoran, dimana ibunya akan bekerja sebagai koki dan ayahnya menjadi kasir restoran. Dengan begitu, mereka akan terus bersama di tiap waktu dan tiap hari. Satu hal yang sangat dirindukannya saat dia merasa kesepian. Mimpi yang sangat sederhana dan sungguh-sungguh.
“Saya harap “nasi kotak” ini dapat memungkinkan Fandi untuk mewujudkan mimpinya memiliki sebuah restoran, meskipun itu hanya untuk satu hari,” kata Hapi. “Ini membuat saya dan keluarga saya merasa sangat bahagia, mengetahui bahwa kami dapat memberikan senyuman untuknya” tambahnya.
*Nama diubah untuk privasi
Maukah kamu ikut memberikan secercah kebahagiaan bagi anak-anak yang dirawat oleh Rachel House? Mari berdonasi untuk mendukung pelayanan kami. Klik di sini untuk berdonasi.