Di kota Bekasi, Deni*, seorang bocah cilik berusia tiga tahun hidup dengan kanker otak. Setiap hari, tubuhnya yang mungil berjuang menghadapi tumor di sisi belakang otaknya serta efek samping dari kemoterapi intensif yang rutin ia jalani. Dadan, perawat Rachel House yang menangani Deni, menggambarkan salah satu efek dari kemoterapi tersebut adalah seperti kesemutan yang menyakitkan di ujung jari-jari, dibarengi dengan kesulitan berjalan, demam dan sakit kepala. Selain itu, hal lain yang paling mempengaruhi kehidupan Deni adalah operasi pengangkatan sebelah matanya, serta semakin memburuknya penglihatan di sebelah matanya yang lain.
Pertama kali saya bertemu Deni, ia tidak terlihat berbeda. Ia tampak ceria, seperti layaknya anak yang berusia 3 tahun. Deni menyambut saya dengan mencium tangan sebagai tanda penghormatan kepada orang yang lebih tua, dan mengajak perawat Dadan serta saya untuk bermain kartu bersamanya. Ketika selanjutnya kami bermain bersama dengan pistol mainannya, kami melihat betapa Deni tercengang mendengar suara dari pistol mainan tersebut, dan kami jadi tahu betapa ia sangat suka bermain dengan sesuatu yang mengeluarkan suara. Ia juga tersenyum lebar ketika bermain drum menggunakan kaleng bekas susu dan krayon sebagai stiknya
Berkat dukungan dari perawat Dadan serta cinta dan dukungan yang terus menerus dari orang tuanya, Deni dapat menikmati hidup hampir seperti anak berusia 3 tahun pada umumnya; riang dan dapat menemukan sukacita dan kepuasan dari hal-hal yang sederhana.
Orang tua Deni sangat bersyukur untuk setiap hari dimana Deni berada dalam kondisi sehat dan senang. Sayangnya, kondisi tersebut dapat berubah sewaktu-waktu. Oleh karena itu setiap hari adalah suatu berkah bagi keluarga Deni. Seperti yang terjadi baru-baru ini, Deni mendadak tidak dapat berjalan, dan dokter onkologi Deni khawatir bahwa ia akan meninggal. Namun perlahan-lahan Deni pulih, walau kakinya menjadi bengkok.
Meskipun banyak kesulitan yang ia alami, Deni terus menjalani hari-harinya dengan senyuman. Setiap hari, orang tuanya melimpahi Deni dengan cinta dan kasih sayang. Tim Rachel House, dipimpin oleh perawat Dadan, membantu dalam mengelola nyeri dan gejala yang Deni alami, memberikan dukungan emosional dan psikososial bagi keluarga Deni, serta dukungan praktis yang penting (namun tidak terjangkau bagi keluarga Deni) seperti susu formula dan diapers.
Keberanian dan ketahanan Deni adalah inspirasi bagi kita semua. Terlepas dari keterbatasan fisiknya, Deni sangat bersemangat untuk mulai belajar di rumah, agar nantinya ia dapat pergi ke sekolah dan bergabung dalam kesenangan seperti anak-anak lainnya.
*nama diubah untuk privasi
Kisah dari Lucas Ong (relawan Rachel House)
Mau kah Kamu bantu kami mendukung anak-anak yang hidup dengan penyakit serius, serta keluarga mereka, agar mereka bisa hidup terbebas nyeri dan dengan bahagia? Klik di sini untuk berdonasi.